Saturday, December 1, 2012

Semar sang Pamomong



Indonesia mempunyai khasanah yang luas dan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa lain yang masuk dalam masa kerajaan baik Hindu-Buddha maupun Islam. Banyak kerajaan muncul silih berganti atau bahkan muncul secara berdampingan, tetapi bukan berarti kebudayaan yang dibawa oleh kerajaan tersebut akan hilang begitu saja dengan munculnya pengaruh baru. Sebagai contoh, kebudayaan Hindu-Buddha tidak sepenuhnya hilang saat era kejayaan kerajaan Islam muncul di Indonesia. Beberapa jenis budaya bahkan mengalami akulturasi untuk membantu penyebaran agama Islam itu sendiri seperti wayang yang kemudian digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk membantu menyebarkan Islam kepada masyarakat sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat.

Akan tetapi, wayang tidak semata digunakan sebagai media penyebaran agama karena di dalam wayang sendiri terdapat filosofi yang kuat yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi masyarakat. Cerita pewayangan mempunyai makna yang mendalam seperti makna kebenaran dan keadilan yang harus diperjuangkan misalnya. Selain itu, tokoh-tokoh yang ada dalam kisah pewayangan sendiri merupakan gambaran atas sebuah filosofi. Semar merupakan salah satu tokoh yang mungkin cukup banyak dikenal oleh banyak orang bahkan oleh mereka yang tidak begitu menggemari kisah wayang. Semar dan anak-anaknya yang tergabung dalam grup Punakawan dianggap sebagai grup lawak yang senantiasa membuat penonton ger-geran dengan tingkah dan polah mereka.

semar
http://tinyurl.com/SemarSangPemomong

Akan tetapi, tokoh Semar sendiri mempunyai kisah yang patut diteladani. Semar pada awalnya merupakan dewa yang mempunyai wajah yang rupawan bernama Sang Hyang Ismaya yang merupakan anak dari Sang Hyang Tunggal dan Dewi Rekatawati dan berasal dari telur. Kulit telur berubah menjadi si sulung Sang Hyang Tejamantri, kuning telur berubah menjadi si bungsu Sang Hyang Manikmaya, dan Sang Hyang Ismaya sendiri berasal dari putih telur. Alkisah terjadi perebutan kekuasaan di Kahyangan dengan adu telan gunung dan memuntahkannya kembali. Sang Hyang Ismaya berhasil menelan gunung, tetapi ia gagal memuntahkannya kembali sehingga ia berubah menjadi pendek, gemuk, jelek, dan hitam. Kemudian ia turun ke bumi dan lebih dikenal sebagai Semar yang bertugas untuk memberi bimbingan kepada para ksatria atau lebih disebut sebagai pamomong.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kumpulan Postingan DUNIA KITA

Kaos Wayang SASONO RINGGIT