Indonesia mempunyai khasanah yang
luas dan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa lain yang masuk dalam masa
kerajaan baik Hindu-Buddha maupun Islam. Banyak kerajaan muncul silih
berganti atau bahkan muncul secara berdampingan, tetapi bukan berarti
kebudayaan yang dibawa oleh kerajaan tersebut akan hilang begitu saja dengan
munculnya pengaruh baru. Sebagai contoh, kebudayaan Hindu-Buddha tidak
sepenuhnya hilang saat era kejayaan kerajaan Islam muncul di Indonesia.
Beberapa jenis budaya bahkan mengalami akulturasi untuk membantu penyebaran
agama Islam itu sendiri seperti wayang yang kemudian digunakan oleh Sunan
Kalijaga untuk membantu menyebarkan Islam kepada masyarakat sehingga lebih
mudah diterima oleh masyarakat.
Akan tetapi, wayang tidak semata
digunakan sebagai media penyebaran agama karena di dalam wayang sendiri
terdapat filosofi yang kuat yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi
masyarakat. Cerita pewayangan mempunyai makna yang mendalam seperti makna
kebenaran dan keadilan yang harus diperjuangkan misalnya. Selain itu,
tokoh-tokoh yang ada dalam kisah pewayangan sendiri merupakan gambaran atas
sebuah filosofi. Semar merupakan salah satu tokoh yang mungkin cukup banyak
dikenal oleh banyak orang bahkan oleh mereka yang tidak begitu menggemari kisah
wayang. Semar dan anak-anaknya yang tergabung dalam grup Punakawan dianggap
sebagai grup lawak yang senantiasa membuat penonton ger-geran dengan
tingkah dan polah mereka.
http://tinyurl.com/SemarSangPemomong |
Akan tetapi, tokoh Semar sendiri mempunyai
kisah yang patut diteladani. Semar pada awalnya merupakan dewa yang mempunyai
wajah yang rupawan bernama Sang Hyang Ismaya yang merupakan anak dari Sang
Hyang Tunggal dan Dewi Rekatawati dan berasal dari telur. Kulit telur berubah
menjadi si sulung Sang Hyang Tejamantri, kuning telur berubah menjadi si bungsu
Sang Hyang Manikmaya, dan Sang Hyang Ismaya sendiri berasal dari putih telur.
Alkisah terjadi perebutan kekuasaan di Kahyangan dengan adu telan gunung dan
memuntahkannya kembali. Sang Hyang Ismaya berhasil menelan gunung, tetapi ia
gagal memuntahkannya kembali sehingga ia berubah menjadi pendek, gemuk, jelek,
dan hitam. Kemudian ia turun ke bumi dan lebih dikenal sebagai Semar yang
bertugas untuk memberi bimbingan kepada para ksatria atau lebih disebut sebagai
pamomong.
No comments:
Post a Comment