Dengan hati kita kan lebih berhati-hati dalam melangkahi hari. Berbuat baik kepada diri dan sesama juga kepada segenap makhluk Tuhan. 'Bukankah kita diciptakan untuk menjadi Khalifah (Pemimpin Bumi), wahai segenap manusia?' Lantas mengapa kita kerap saling berseteru hanya demi kekuasaan semu?
Ramadan mengajarkan kita untuk lebih mawas diri dan mendalami arti evaluasi. Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang dikerjakannya kini dan hari esok. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin sungguh ia dalam keadaan merugi. Pencapaian Progresif adalah semangat insani sejati.
Tak ada kasih yang kan layak terberi jika ia mengharap pamrih. Ketulusan adalah wujud keikhlasan. Akankah kita hapus seluruh kebaikan hanya demi sanjungan dan puji? Kala jiwa merintih dalam pekatnya malam, lembut sinar MU mencahayai hati yang tengah meragu. Segalanya bermuara dari hati dan akan kembali ke hati. Siklus kebaikan adalah simponi kehidupan yang sering terpinggirkan.
Dimanakah letak ketaatan tanpa ilmu yang diamalkan? Bukankah telah KAMI ajarkan kepadamu melalui perantaraan Kalam seluruh ilmu pengetahuan mengenai jagad raya semesta? Lupakah engkau wahai jiwa-jiwa yang tenang?
"Ramadhan" datang mengingatkan kita untuk menyebar benih-benih kebaikan. Melalui bahasa hati, tiap kalbu kan bergetar dalam irama kasih yang suci. Enyahlah kau wahai kepura-puraan. Dan bila Ramadan pergi janganlah kau lantas hiasi 11 bulan lainnya dengan kealpaan dan jerat lupa.
Kepada tangis yang terhenti di malam seribu bulan. Ijinkan Ramadhan hadir memenuhi relung batin dan hati dengan segala kebaikan.
Selamat datang Bulan Kemenangan
No comments:
Post a Comment